Kebebasan menggunakan pikiran, adalah garis besar yang saya peroleh setelah membaca Lateral Thinking nya Edward de Bono.
Salah satu penulis yang direferensikan pak Thoha.
Beberapa hal yang saya rangkum dari buku ini bisa dibaca di blog saya.
Hal paling mendasar yang harus kita tanamkan pada pikiran kita sebagai orang tua, bahwa belajar adalah proses.
Seringkali hal mendasar ini lenyap seketika, sejalan dengan keinginan memiliki anak yang berprestasi, memperoleh nilai tinggi, jadi yang paling 'pinter'.
Karena secara tidak langsung kita menuntut anak-anak kita untuk hanya memberikan jawaban yang paling benar, paling bagus, paling tepat.
Kita mematikan hal-hal lain yang mungkin terbersit di pemikiran anak-anak kita, yang dapat memperkaya pemikiran mereka, dengan memberikan label ini salah, itu benar.
Membunuh kreativitas :(, ya itulah yang perlahan sedang kita lakukan.
tentu saja lebih mudah menuliskan hal ini daripada impelementasinya, saya juga harus belajar banyak.
Bukan berarti pendekatan berpikir secara efektif (yang selama ini kita kenal), untuk mencari kebenaran mutlak harus dihilangkan, dalam bukunya Edward de Bono
memberi istilah Vertical Thinking.
Idealnya, setiap anak dapat berpikir secara vertical dan dilengkapi dengan kemampuan berpikir secara lateral.
Susah....ya memang tidak mudah.
Dan karenanya, pendidikan buat anak bukan hanya tanggung jawab sekolah.
Biarkan mereka belajar berpikir secara vertikal di sekolah, di rumah kita kembangkan pola pikir lateral mereka.
Ya, memang kita harus mau meluangkan waktu untuk mereview kembali pelajaran mereka di sekolah.
Ada beberapa masukan yang diberikan pak Thoha dari diskusi mengenai Lateral Thinking ini.
1. Sebaiknya sebagai pendidik, kita tidak gampang menilai salah atau benar, jika "salah" pandulah anak sehingga mereka dapat menemukan kesalahan mereka sendiri. Jika benar, ajak anak untuk mengeksplorasi dan mencoba cara yang lain.
2. Salah satu cara praktis untuk melengkapi pola pikir vertical dengan pola pikir lateral adalah mengubah PERNYATAAN menjadi PERTANYAAN.
3. Belajar dari kesalahan lebih ampuh daripada belajar dari kebingungan. Selalu dorong anak untuk berani
berpendapat, jika benar, eksplore lebih dalam lagi, jika salah tantang dia untuk membuktikan bahwa dia benar, hingga dia bisa menemukan kesalahannya sendiri.
No comments:
Post a Comment