Fase pra sekolah
Text book banget, mungkin ini kata yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana pembelajaran Atta yang saya lakukan sejak lahir.
Berbekal beberapa buku panduan untuk merawat anak umur 0-3 tahun.
Salah satu kekhwatiran terbesar waktu itu adalah kemampuan linguistiknya
Karena sejak umur 6 bulan Atta sudah kami ajak migrasi ke KSA.
Kultur negara KSA yag sangat tertutup membuat ruang gerak saya (perempuan), terutama yang tidak punya bekal kemampuan bahasa Arab menjadi sangat terbatas.
Menjadi sangat bergantung pada suami, bahkan untuk membeli garam sekalipun.
Jadi sehari-hari Atta hanya berkomunikasi dengan saya, dan malam hari ditambah dengan ayahnya, dan ayahnya dulu sangat pendiam :(.
1-2 kali seminggu, barulah Atta bisa bertemu teman-teman sebayanya, saat saya datang pengajian ibu-ibu Indonesia dan play date dengan beberapa teman.
Sempat ada rasa takut, karena sampe usia 2 tahun Atta belum banyak bicara, sementara teman sebayanya sejak usia 10 bulan sudah mulai bicara.
Oh ya, saya termasuk yang berkeyakinan untuk tidak memasukkan anak ke dunia sekolah sebelum dia bisa berkomunikasi dengan bahasa ibunya.
Pada waktu itu kami beranggapan, Atta lebih lambat kemampuan bicaranya, karena dia terpapar lebih dari 2 bahasa, saya dan suami seringkali berkomunikasi dengan bahasa Jawa.
Komunikasi dengan Atta menggunakan bahasa Indonesia.
Jika saya berkomunikasi dengan orang asing menggunakan bahasa Inggris.
Dan saat berada di ruang umum, Atta mendengar bahasa Arab.
Termasuk acara televisi anak-anak yang ditonton waktu itu, berbahasa Arab dan bahasa Inggris.
Akhirnya ayahnya download lagu2 anak2 dengan bahasa Indonesia, yang selalu kami perdengarkan di mobil.
Buku-buku yang saya bacakan pun, selalu berbahasa Indonesia.
Alhamdulillah antara usia 2-2,5 tahun Atta mulai lancar bicara berbahasa Indonesia.
Kosakatanya banyak, pengucapannya pun tepat.
Entah kesimpulan saya benar atau tidak, dan sebenarnya masih terjadi hingga saat ini, dalam mempelajari sesuatu, Atta termasuk yang perfeksionis.
Dia tidak berani (yah...menurut saya ini satu kelebihan sekaligus kekurangan) menunjukkan kemampuannya, saat penguasaannya belum betul-betul sempurna.
Saat pengucapan kata nya belum tepat, Atta tidak mau mengeluarkan kata-kata sama sekali.
Pada adiknya, Affa hampir sama kasusnya, saat ini Affa 2 tahun lebih 2 bulan, dan kosakatanya sangat sedikit.
Usia 4 bulan Affa kami bawa pulang ke Indonesia, Affa terpapar bahasa Jawa dan bahasa Indonesia lebih banyak, tetapi saat bermain dengan Atta (intensitasnya sangat tinggi) Atta menggunakan 2 bahasa,Inggris dan Indonesia.
Televisi berbahasa Inggris, kebetulan di rumah menggunakan TV berbayar, jadi anak-anak hanya nonton program Disney Junior.
Ya Atta menjadi bilingual, seringkali dia malah tidak paham istilah bahasa Indonesianya.
Bagi Atta hal ini sudah bukan lagi masalah, karena dia sudah memiliki kemampuan untuk membedakan, termasuk saat dia membaca atau mendengar kata-kata baru dalam bahasa asing.
Tapi bagi Affa, tentu berbeda, saya masih berjuang agar Affa segera lancar berbicara, agar saat kami ajak migrasi nanti Affa siap menerima banyak bahasa.
No comments:
Post a Comment