Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara Teknik berpikir Vertikal (Vertical Thinking) dan Teknik Berpikir Lateral (Lateral Thinking).
Vertical Thinking :
- Bersifat memilih opsi yang paling benar
- Menuntut selalu benar "Rightness"
- Memilih dengan cara menghilangkan faktor-faktor yang tidak berkaitan
- Hanya menganalisa pendekatan yang paling mendekati
- Menghentikan pencarian hanya sampai menemukan solusi/pendekatan yang paling menjanjikan
- Hanya bergerak sesuai dengan arahan
Lateral Thinking :
- Bersifat menghasilkan banyak opsi atau alternatif
- Menuntut kekayaan alternatif "Richness"
- Mencari alternatif dari setiap opsi yang ada
- Tetap melakukan pencarian meskipun telah menemukan solusi/pendekatan yang menjanjikan
- Bergerak untuk mencari arah
Dari beberapa perbedaan tersebut seringkali kita menyebut pola pikir vertikal sebagai pola pikir yang efektif.
Sedangkan pola pikir lateral bekerja dengan memanfaatkan informasi yang telah tersimpan dalam otak dengan cara mengubah pola "pattern" (Lateral Thinking), bukan dengan tujuan mencari jawaban yang paling benar tapi dengan penyusunan pola yang berbeda yang akan menstimulasi cara pandang yang berbeda dalam memecahkan suatu masalah.
Lateral Thinking bersifat komplementer, tidak menghilangkan kebutuhan akan vertical thinking, tetapi memperkaya kemampuan berpikir seseorang.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir secara lateral, antara lain :
1. Membiasakan untuk menghasilan beberapa alternatif
misal : - ada berapa cara untuk menghasilkan angka 49
- ada berapa alternatif untuk menuju Jakarta dari Surabaya
- ada berapa alternatif untuk membangun suatu bentuk geometri
Alternatif yang dihasilkan dapat berupa, alternatif pernyataan permasalahan dan alternatif
pendekatan penyelesaian permasalahan.
Dengan melatih ini kita diharapkan terbiasa untuk mengoptimalkan seluruh pola yang telah
tersimpan di otak.
2. Mendeskripsikan asumsi dalam setiap alternatif yang dihasilkan dan meguji (mempertanyakan)
setiap asumsi yang diberikan bagi setiap alternatif. Why? Why? dan Why?
3. Menunda penilaian, hargai setiap alternatif yang dihasilkan. Penilaian, terutama yang negatif dapat
menghambat kinerja dalam menghasilkan alternatif, yang pada akhirnya menghambat kemampuan
untuk mengubah pola (pattern). kebutuhan untuk selalu benar dapat menghambat proses kreatif.
4. Desain, mebiasakan mevisualisasikan pemikiran. Proses visual dapat membantu mendetailkan
alternatif perubahan pola (pattern)
5. Dominant Ideas and Crucial Factor , pemahaman saya adalah kemampuan untuk menemukan
constrain dan inti dari permasalahan -----> kok jadi mengarah ke vertical thinking???
6. Fractionation, bertujuan untuk menyediakan material yang dapat digunakan untuk
merestrukturisasi pola, dengan cara membagi/membelah suatu alternatif menjadi bagian yang
lebih kecil (breakdown)
7. The reversal method, melihat suatu permasalahan dari ujung yang berbeda, untuk menghasilkan
alternatif baru, diawali dengan perubahan pernyataan (statement) permasalahan.
8. Brainstorming
9. Analogi, contoh : dalam simbol-simbol matematika
Tapi seringkali analogi ini malah menutupi "permasalahan" yang sebenarnya ????
10. Memilih Entry Point dan Attention Point
Masih overlap dengan pemahaman no. 5
Dan beberapa yang belum paham
11. Random stimulation
12. Consepts/Division/Polarisation
Dari beberapa pemahaman tersebut, muncul pertanyaan-pertanyaan di benak saya :
1. Bagaimana cara menjadikan habit untuk menunda penilaian, karena kita terbiasa berpikir dalam
pola benar dan salah, sehingga berat untuk menerima alternatif/pemikiran yang sudah masuk ke
area SALAH
2. Dari banyak metode melatih pola pikir lateral, bagaimana melatih memilih metode yang sesuai?
3. Kapan dan bagaimana menerapkan pola pikir lateral dalam ilmu pasti?ilmu sosial?
4. How far to be wrong for aiming to be right dalam ilmu pasti?
5. Saat kita tahu anak salah apakah :
a. langsung diberitahu salahnya, dan dibenarkan
b. Beri kesempatan berpikir (butuh waktu)
c. mengarahkan pada kesimpulan yang benar (tekniknya???)
Well it's juat a note...not conclusion yet
Vertical Thinking :
- Bersifat memilih opsi yang paling benar
- Menuntut selalu benar "Rightness"
- Memilih dengan cara menghilangkan faktor-faktor yang tidak berkaitan
- Hanya menganalisa pendekatan yang paling mendekati
- Menghentikan pencarian hanya sampai menemukan solusi/pendekatan yang paling menjanjikan
- Hanya bergerak sesuai dengan arahan
Lateral Thinking :
- Bersifat menghasilkan banyak opsi atau alternatif
- Menuntut kekayaan alternatif "Richness"
- Mencari alternatif dari setiap opsi yang ada
- Tetap melakukan pencarian meskipun telah menemukan solusi/pendekatan yang menjanjikan
- Bergerak untuk mencari arah
Dari beberapa perbedaan tersebut seringkali kita menyebut pola pikir vertikal sebagai pola pikir yang efektif.
Sedangkan pola pikir lateral bekerja dengan memanfaatkan informasi yang telah tersimpan dalam otak dengan cara mengubah pola "pattern" (Lateral Thinking), bukan dengan tujuan mencari jawaban yang paling benar tapi dengan penyusunan pola yang berbeda yang akan menstimulasi cara pandang yang berbeda dalam memecahkan suatu masalah.
Lateral Thinking bersifat komplementer, tidak menghilangkan kebutuhan akan vertical thinking, tetapi memperkaya kemampuan berpikir seseorang.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan berpikir secara lateral, antara lain :
1. Membiasakan untuk menghasilan beberapa alternatif
misal : - ada berapa cara untuk menghasilkan angka 49
- ada berapa alternatif untuk menuju Jakarta dari Surabaya
- ada berapa alternatif untuk membangun suatu bentuk geometri
Alternatif yang dihasilkan dapat berupa, alternatif pernyataan permasalahan dan alternatif
pendekatan penyelesaian permasalahan.
Dengan melatih ini kita diharapkan terbiasa untuk mengoptimalkan seluruh pola yang telah
tersimpan di otak.
2. Mendeskripsikan asumsi dalam setiap alternatif yang dihasilkan dan meguji (mempertanyakan)
setiap asumsi yang diberikan bagi setiap alternatif. Why? Why? dan Why?
3. Menunda penilaian, hargai setiap alternatif yang dihasilkan. Penilaian, terutama yang negatif dapat
menghambat kinerja dalam menghasilkan alternatif, yang pada akhirnya menghambat kemampuan
untuk mengubah pola (pattern). kebutuhan untuk selalu benar dapat menghambat proses kreatif.
4. Desain, mebiasakan mevisualisasikan pemikiran. Proses visual dapat membantu mendetailkan
alternatif perubahan pola (pattern)
5. Dominant Ideas and Crucial Factor , pemahaman saya adalah kemampuan untuk menemukan
constrain dan inti dari permasalahan -----> kok jadi mengarah ke vertical thinking???
6. Fractionation, bertujuan untuk menyediakan material yang dapat digunakan untuk
merestrukturisasi pola, dengan cara membagi/membelah suatu alternatif menjadi bagian yang
lebih kecil (breakdown)
7. The reversal method, melihat suatu permasalahan dari ujung yang berbeda, untuk menghasilkan
alternatif baru, diawali dengan perubahan pernyataan (statement) permasalahan.
8. Brainstorming
9. Analogi, contoh : dalam simbol-simbol matematika
Tapi seringkali analogi ini malah menutupi "permasalahan" yang sebenarnya ????
10. Memilih Entry Point dan Attention Point
Masih overlap dengan pemahaman no. 5
Dan beberapa yang belum paham
11. Random stimulation
12. Consepts/Division/Polarisation
Dari beberapa pemahaman tersebut, muncul pertanyaan-pertanyaan di benak saya :
1. Bagaimana cara menjadikan habit untuk menunda penilaian, karena kita terbiasa berpikir dalam
pola benar dan salah, sehingga berat untuk menerima alternatif/pemikiran yang sudah masuk ke
area SALAH
2. Dari banyak metode melatih pola pikir lateral, bagaimana melatih memilih metode yang sesuai?
3. Kapan dan bagaimana menerapkan pola pikir lateral dalam ilmu pasti?ilmu sosial?
4. How far to be wrong for aiming to be right dalam ilmu pasti?
5. Saat kita tahu anak salah apakah :
a. langsung diberitahu salahnya, dan dibenarkan
b. Beri kesempatan berpikir (butuh waktu)
c. mengarahkan pada kesimpulan yang benar (tekniknya???)
Well it's juat a note...not conclusion yet